Alasan Trump Tak Lagi Mendukung Kesepakatan Nuklir Iran
Berita Hits - Alasan Presiden Trump menolak memberikan sertifikasi kepatuhan nuklir kepada Iran karena dirinya beranggapan bahwa Negeri Para Mullah tidak memberikan kontribusi positif terhadap perdamaian dan keamanan regional serta internasional."Kami tidak akan terus menyusuri jalan yg justru akan lebih banyak menimbulkan kekacauan dan ancaman nyata terhadap isu nuklir Iran," ujar Trump dalam sebuah pidato di Gedung Putih, seperti dikutip dari The New York Times, Sabtu, 14 Oktober 2017.
The New York Times melanjutkan, Trump juga mengancam akan membuat AS meninggalkan pakta JCPOA. Ancaman itu dapat menjadi kenyataan jika ada tiga pemicu.
Pertama, Iran kembali mengaktifkan misil balistik lintas benuanya. Kedua, Negeri Para Mullah menolak lakukan negosiasi untuk memperpanjang perjanjian yg membatasi aktivitas nuklir mereka. Terakhir, Tehran terbukti kembali membuat bom.
"Jika kami tidak dapat menemukan solusi dgn Kongres AS dan sekutu kami, maka perjanjian itu akan dibatalkan," jelas Trump.
Sementara itu, menanggapi ancaman Trump, Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan, negaranya tidak akan memasuki negosiasi dan lakukan amendemen dalam bentuk apa pun terkait JCPOA.
Sebelumnya, Iran diketahui pernah lakukan uji coba rudal balistik, sesuatu yg memicu kemarahan AS, meski uji coba semacam itu bukan merupakan bentuk pelanggaran atas JCPOA.
Diprediksi, ke depannya Trump mungkin akan membujuk Senat AS untuk membentuk produk undang-undang (act) yg berisi sikap baru Washington terhadap isu nuklir Iran.
Namun, untuk membentuk legislasi semacam itu, butuh 60 suara dari total Senat AS. Itu berarti, Partai Republik -- yg mengusung Trump -- membutuhkan "kata sepakat" delapan suara anggota Senat dari Partai Demokrat agar aturan tersebut dapat rampung.
Akan tetapi, seperti dikutip dari The New York Times, seluruh anggota Senat dari Partai Demokrat terus konsisten mendesak Trump untuk tetap berkomitmen pada JCPOA.
Sejak masih menjadi kandidat presiden, Trump selalu menyebut kesepakatan nuklir Iran sebagai salah satu transaksi terburuk dan paling sepihak yg pernah dilakukan oleh Amerika Serikat.
Di sisi lain, beberapa pihak yg mendorong agar AS konsisten terhadap komitmen traktat tersebut menganggap, JCPOA dapat menjadi fondasi bagi hubungan baru antara Washington - Tehran.
"Kami jelas prihatin secara mendalam terhadap aktivitas regional yg mendistorsi Iran ... tapi saya tetap pada pendirian bahwa kesepakatan nuklir Iran merupakan capaian bersejarah yg tidak diragukan lagi telah membuat dunia menjadi tempat yg lebih aman," jelas Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson.