Gerindra dan “SIMPATI” Yang Menjijikan!
Hits.news - Gerindra mulai menunjukkan ‘kepiawaian’ mereka dalam bermain provokasi dan propaganda dengan cara yang terbilang menjijikkan. Mereka merasa sangat puas dengan hasil mutlak kemenangan di Pilkada, dan penulis maklumi itu karena itu adalah kemenangan politik.
Tapi ternyata kepuasan mereka bertambah satu tingkat menjadi orgasme yang muncrat kemana-mana ketika akhirnya Hakim memutuskan secara absurd bahwa Ahok harus dipenjara selama 2 tahun. Agen Poker
Owh betapa gegap gempitanya reaksi mereka bahkan saking orgasmenya mereka sampai lupa daratan menikmati perasaan luka pendukung Ahok dan penderitaan Ahok akibat keadilan yang timpang sebelah (baru akan adil menurut penulis, jika orang-orang yang menistakan Pancasila, agama dan suku minoritas, juga dihukum yang sama seperti Ahok)
Tidak percaya mereka sedang orgasme politik? Lihat saja reaksi salah satu timses Anies-Sandi dari Gerindra yang mengadakan Tumpengan Ahok Di penjara.
Setelah foto tumpengan ‘nista’ ini beredar bukannya meminta maaf dan berusaha meredakan tensi politik yang sudah mulai tinggi lagi pejabat Gerindra malah menyatakan bahwa ini adalah bentuk SPONTANITAS, WTF?!
Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Prabowo Soenirman membenarkan foto yang beredar tersebut. Prabowo mengatakan hal itu merupakan spontanitas.
“Apakah ada yang salah dengan foto itu? Itu bentuk spontanitas teman-teman yang merasa agamanya dinistakan,” ujar Prabowo saat dihubungi, Jumat (12/5/2017).
Apa maksudnya ini? Bukankah seharusnya pihak yang menang sudah cukup menikmati kemenangannya? Ini malah terus memprovokasi dengan tindakan yang tidak penting. Menjijikkan. Melihat dari respon Gerindra tentang tumpeng ini, penulis akhirnya yakin bahwa Gerindra adalah partai paling berbahaya (selain PKS) dan dipenuhi rezim sakit hati yang sudah sangat akut penyakitnya. Agen Poker Terpercaya
CARI SIMPATI OMONG KOSONG
Kemudian setelah tumpeng “nista” heboh, mungkin akhirnya untuk meredakan situasi Wakil Ketua Umum Gerindra dikabarkan akan menjenguk Ahok. Penulis mulai optimis bahwa mungkin ada sedikit niat baik.“Saya besok mau besuk Ahok di Mako Brimob. Ya untuk melihat keadaan Ahok di Mako Brimob, apapun tidak boleh perbedaan garis politik lalu kita menghilangkan silahturami, apalagi Ahok kan dulu pernah di partai yang sama dengan saya,” ujar Arief dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (12/5/2017).
Jika sampai sini, mungkin penulis akan yakin Gerindra memang ada tujuan baik. Tapi ternyata…
“Saya juga berharap Pak Joko Widodo di saat tidak sibuk, jenguklah Ahok sebagai sahabatnya Pak Joko Widodo. Nggak perlu lebay takut popularitasnya menurun,” tutur dia.
Yap, sebetulnya kunjungan ini lagi-lagi hanya untuk menambah dalam jurang yang mulai muncul antara pendukung Ahok yang kecewa terhadap Jokowi. Lagipula TANPA DISURUH GERINDRA, Jokowi pasti akan menjenguk Ahok tapi mungkin bukan dalam waktu dekat ini. Bayangin, jika BESOK PAGI Jokowi tiba-tiba jenguk ke Ahok, siapa yang paling pertama akan TERIAK BAHWA INI ADALAH BENTUK INTERVENSI dan omong kosong lainnya? Pasti kan dari kubu Gerindra and the Gang. Lagipula Ahok sedang banding, sehingga Jokowi tidak ingin menimbulkan persepsi yang tidak-tidak. Masalah popularitas penulis rasa Jokowi tidak perduli, ini lebih ke masalah stabilitas politik. Statement di atas menunjukkan Gerindra lagi-lagi ingin memancing di air keruh. Penulis jadi yakin “simpati” jenguk Ahok ini adalah bentuk OMONG KOSONG untuk memperdaya masyarakat dan menciptakan perpecahan. Sadarlah pembaca SEWORD! Sudah penulis bilang kini ada yang memanfaatkan jurang antara Ahok dan Jokowi untuk mengedepankan agenda busuk politik mereka termasuk salah satunya mengganti Pancasila (terbukti dengan timbulnya ormas anti Pancasila berkedok Agama).
Selanjutnya Gerindra kemudian mengeluarkan salah satu pernyataan paling absurd dan munafik dari seluruh pernyataan munafik yang sering terlontar dari mulut-mulut kader mereka:
“Jangan kita simpan dendam dan terus menyudutkan Ahok, ini tidak baik bagi kehidupan politik dan sebagai sesama anak bangsa, apalagi pilkada sudah usai,” terang Arief.
HAHAHAHAA, kalau ada list 10 besar komentar munafik dari Partai Politik mungkin ini masuk 5 besar! Sekarang mari kita bertanya:
Siapa yang bikin tumpeng ngerayain orang baik di penjara? Kader Gerindra
Siapa yang waktu itu komentar Pak Ahok dan Djarot harus melunasi janji kampanyenya walaupun sudah kalah dalam lima bulan ke depan? M. Taufik (Kader Gerindra yang pernah dipenjara gara-gara korupsi)
Siapa yang di twitter sering mengkritik tanpa otak kebijakan Ahok padahal dirinya sendiri ternyata sedang diselidiki KPK karena masalah Pajak? Fadli Zon (Kader Gerindra)
Jadi sekarang siapa sebetulnya yang masih menyimpan dendam terhadap Ahok? Silakan pembaca jawab aja sendiri.
Politik “narik simpati jenguk Ahok sekaligus pecah belah pendukung Ahok dan Jokowi” adalah salah satu contoh politik busuk ala Gerindra. Masih banyak lagi contohnya dan bisa masuk Ripley’s Believe It Or Not! Karena memang politik kotor ala Gerindra bisa dibilang seperti makhluk buruk rupa di sirkus yang mengundang decak kagum sekaligus ngeri para penonton.
Gerindra menurut penulis telah bertransformasi menjadi The New PKS, menggunakan Politik SARA dan politik kotor serta menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan. Agen Poker Online Terpercaya
Ditambah dengan “semanga” sakit hati dan dendam yang tak beralasan hingga sering membuahkan aksi-aksi yang tidak penting. Padahal mereka sudah menang loh! Bagaimana bisa mereka merangkul masyarakat yang mungkin belum sepaham dengan mereka jika kelakuan mereka sudah sama seperti taktik najis dari permainan politik mereka?
Bagi para pembaca baik yang pendukung Ahok, Jokowi ataupun bukan sama sekali, sadarlah! Jangan lagi kita terpancing dengan taktik-taktik jijik ala Gerindra maupun PKS yang berusaha untuk memainkan emosi masyarakat dan membuat sumbu kita semakin pendek.
Di pemilu 2019 jangan lagi pilih partai berkedok sok Religius dan partai berkedok sok Nasionalis!
Gerindra kami tidak butuh simpati omong kosong yang menjijikkan, terimakasih. Situs Judi Online Terpercaya
Sumber berita
Detik
0 comments:
Post a Comment